Al Aqidah Al Wasithiyah · Halaqah Silsilah Ilmiyyah

HSI Silsilah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah – Halaqah 119 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan Tentang Hisab

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه

Halaqah yang ke seratus sembilan belas dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.

Masuk pada masalah beriman dengan hari akhir, beliau mengatakan,

وَيُحَاسِبُ اللهُ الخَلائِقَ

Dan Allāh ﷻ akan menghisab makhluk.

Semuanya, baik yang beriman maupun yang kuffar dan demikian pula orang-orang munafik semuanya akan dihisab oleh Allāh ﷻ kecuali yang memang dikecualikan sebagaimana dalam hadits yang berisi tentang 70.000 orang diantara umat Nabi Muhammad ﷺ yang mereka masuk ke dalam surga tanpa hisab dan juga tanpa adzab. Dan dalil tentang masalah hisab banyak di dalam Al-Qur’an diantaranya adalah Firman Allāh ﷻ

إِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ ١٩٩

Sesungguhnya Allāh ﷻ Dia-lah yang Maha cepat hisabnya.

فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ ٧
فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا ٨

Maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah.

وَيُحَاسِبُ اللهُ الخَلائِقَ

Allāh ﷻ akan menghitung.

Hisab artinya adalah menghitung ,yaitu menghitung seluruh amalan, seluruhnya, tidak akan ada yang ketinggalan meskipun hanya sebesar dzarrah. Allāh ﷻ mengatakan,

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَظۡلِمُ مِثۡقَالَ ذَرَّةٖۖ

Sesungguhnya Allāh ﷻ tidak akan mendzhalimi meskipun hanya sebesar dzarrah (semut yang kecil), semuanya akan didatangkan oleh Allāh ﷻ dan akan dihitung apa yang kita lakukan, amal sholeh yang kita lakukan, di hadapan orang lain maupun yang sendiri, didengar orang lain ataupun yang tidak didengar orang lain, maka akan didatangkan oleh Allāh ﷻ. Tidak akan didzhalimi seseorang di hari tersebut. Dan barangsiapa yang mengamalkan amalan yang jelek sebesar dzarrah maka dia akan melihatnya. Dan Allāh ﷻ menceritakan tentang Luqman yang sedang menasihati putranya,

إِنَّهَآ إِن تَكُ مِثۡقَالَ حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٖ فَتَكُن فِي صَخۡرَةٍ أَوۡ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ أَوۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ يَأۡتِ بِهَا ٱللَّهُۚ

Seandainya itu sebuah amalan kemudian dia berada di langit ataupun di bumi atau di gurun pasir maka Allāh ﷻ akan mendatangkannya, tidak akan ada yang ketinggalan. Sebagaimana amal kebaikan tidak ada yang ditinggalkan demikian pula amal yang jelek akan didatangkan oleh Allāh ﷻ.

وَيُحَاسِبُ اللهُ الخَلائِقَ، وَيَخْلُو بِعَبْدِهِ الْمُؤْمِنِ

Maka Allāh ﷻ akan menghisab makhluk-Nya dan Allāh ﷻ akan berkhalwah dengan hambanya yang beriman.

Di sana ada dua jenis hisab, hisab untuk orang yang beriman dan hisab untuk selain mereka. Hisab untuk orang yang beriman maka dinamakan dengan al-ardhu yaitu akan dinampakkan kepada mereka dan hisabnya adalah hisab yang ringan sebagaimana Firman Allāh ﷻ,

فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ ٧
فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا ٨

Maka barangsiapa yang diberikan kitabnya dengan tangan kanannya dia akan dihisab dengan hisab yang mudah. Yang dimaksud dengan hisab yang mudah ini disebutkan dalam hadits,

إِنَّمَا ذَلِكِ الْعَرْضُ

Kata Nabi ﷺ, hadits ini shahih diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Sesungguhnya hisab yang mudah tadi adalah al-ardhu yaitu dinampakkan dosanya.

وليس أحد يناقش الحساب يوم القيامة إلا عذب

Dan tidak ada seorang diteliti hisabnya di hari kiamat kecuali dia akan diadzab.

Jadi ada orang yang dimudahkan oleh Allāh ﷻ hisabnya dan ada diantara mereka yang Allāh ﷻ persulit hisabnya. Kalau sudah dipersulit hisabnya berarti tanda bahwa dia akan diadzab. Barangsiapa di-munaqosah hisabnya yaitu diteliti oleh Allāh ﷻ, ditanyakan oleh Allāh ﷻ dengan sangat teliti, maka dia akan hancur, akan mendapatkan kecelakaan.
Disebutkan dalam sebuah hadits bagaimana Allāh ﷻ menampakkan dosa-dosa orang yang beriman,

إنَّ اللَّهَ يُدْنِي المُؤْمِنَ، فَيَضَعُ عليه كَنَفَهُ ويَسْتُرُهُ، فيَقولُ: أتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟ أتَعْرِفُ ذَنْبَ كَذَا؟

Sesungguhnya Allāh ﷻ akan mendekatkan orang yang beriman kemudian Allāh ﷻ akan menutupi dia, karena di padang mahsyar bukan hanya hamba yang beriman tapi di sana ada manusia yang lain sehingga Allāh ﷻ tutupi dia sehingga tidak dilihat oleh orang lain.
Kemudian dikatakan kepada hamba tadi dalam keadaan orang lain tidak mengetahui tentang ucapan tadi, Apakah engkau mengetahui dosa ini.
Apakah engkau mengetahui dosa ini, dan yang di luar sana tidak mengetahui apa yang terjadi.

فيَقولُ: نَعَمْ أيْ رَبِّ

Kemudian hamba yang beriman ini dia mengatakan, Iya.

Setiap kali ditanyakan apakah kau tahu dosa ini (mungkin dia pernah berzina, mungkin dia pernah berdusta, mungkin dia pernah riba) dia menjawab, Iya Ya Allāh ﷻ, ternyata banyak dosanya dan semuanya dicatat oleh Allāh ﷻ

حتَّى إذَا قَرَّرَهُ بذُنُوبِهِ

Kemudian ketika Allāh ﷻ sudah menjadikan dia ikrar dengan dosa-dosanya, mengakui dosa-dosanya,

ورَأَى في نَفْسِهِ أنَّه هَلَكَ

Dan hamba tadi ketika dia disebutkan satu persatu dosanya dia melihat dirinya akan binasa, dosanya kelihatan semuanya dan diketahui oleh Allāh ﷻ dia merasa dirinya akan binasa ketika melihat kembali dosa-dosa tadi.

قالَ: سَتَرْتُهَا عَلَيْكَ في الدُّنْيَا، وأَنَا أغْفِرُهَا لكَ اليَومَ، فيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ

Maka Allāh ﷻ mengatakan kepadanya, Aku telah tutupi dosa-dosa ini di dunia dan sekarang aku menutupinya, aku mengampuninya.

Lihat bagaimana Allāh ﷻ menutupi aib kita, ditutup kita sehingga tidak dilihat oleh orang lain yang ada di sekitarnya . Dosa melihat sesuatu yang diharamkan, dosa mendengar sesuatu yang diharamkan, Allāh ﷻ tutupi sehingga tidak dilihat oleh orang lain saat itu, kemudian Allāh ﷻ mengatakan Aku telah menutupi dosa-dosa ini di dunia.

Banyak dosa-dosa yang kita lakukan, maksiat yang kita lakukan, tidak dilihat oleh orang lain, Allāh ﷻ yang menutupi dengan rahmat-Nya. Allāh ﷻ menutupi dosa tadi. Seandainya teman kita mengetahui, seandainya orang tua kita mengetahui, seandainya saudara kita mengetahui, niscaya tidak akan nyaman kehidupan kita, tapi Allāh ﷻ menutupinya.

وأَنَا أغْفِرُهَا لكَ اليَومَ

Dan aku mengampuninya untukmu di hari ini.

Menunjukkan kepada kita tentang hendaknya seseorang menutupi dosa yang sudah Allāh ﷻ tutupi dan tidak membongkar sendiri dosanya kepada orang lain. Kita berharap dari Allāh ﷻ semoga sebagaimana Allāh ﷻ menutupi dosa-dosa tersebut di dunia maka ini menjadi harapan kita bahwasanya Allāh ﷻ akan mengampuni dosa-dosa tadi di akhirat.

فيُعْطَى كِتَابَ حَسَنَاتِهِ

Maka dia pun diberi kitab kebaikannya, dan ini menjadi dalil bahwasanya pembagian kitab ini setelah hisab karena di sini disebutkan maka diberikan kitab kebaikannya, yaitu setelah dihisab diberikan kitab kebaikannya.

وَيَخْلُو بِعَبْدِهِ الْمُؤْمِنِ، فَيُقَرِّرُهُ بِذُنُوبِهِ؛ كَمَا وُصِفَ ذَلِكَ فِي الْكِتَابِ وَالسُّنَّةِ

Kemudian Allāh ﷻ menjadikan dia ikrar dan mengakui tentang dosa-dosanya sebagaimana yang demikian disifatkan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, haditsnya diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Adapun ayat maka wallāhu a’lam maksudnya adalah Firman Allāh ﷻ

فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ ٧
فَسَوۡفَ يُحَاسَبُ حِسَابٗا يَسِيرٗا ٨

Di dalam hadits yang lain Nabi ﷺ mengatakan,

لا يَستُرُ الله على عبد في الدنيا إلا سَتَره الله يوم القيامة

Tidaklah Allāh ﷻ menutupi dosa seorang hamba di dunia kecuali Allāh ﷻ akan menutupi dosanya di hari kiamat.

فَلا يُحَاسَبُونَ مُحَاسَبَةَ مَنْ تُوزَنُ حَسَنَاتُهُ وَسَيِّئَاتُهُ

Adapun orang-orang kafir maka mereka tidak akan dihisab seperti hisabnya orang yang ditimbang kebaikan dan juga kejelekannya. Mereka akan dihisab dengan hisab yang keras, yang pedih, yang teliti, tapi bukan seperti hisabnya orang-orang yang beriman yang mereka ditimbang kebaikannya dengan kejelekannya.

فَإِنَّهُ لاَ حَسَنَاتَ لَهُمْ

Karena orang-orang kafir mereka tidak memiliki kebaikan. Maksudnya bukan ingin menimbang membandingkan antara kebaikan mereka dengan kejelekan mereka, karena mereka tidak memiliki kebaikan, sudah dibatalkan oleh Allāh ﷻ.

وَقَدِمۡنَآ إِلَىٰ مَا عَمِلُواْ مِنۡ عَمَلٖ فَجَعَلۡنَٰهُ هَبَآءٗ مَّنثُورًا ٢٣
[Al-Furqan]

Kami akan mendatangi apa yang mereka kerjakan berupa amalan kemudian Kami akan menjadikan itu debu yang beterbangan, tidak akan dianggap oleh Allāh ﷻ.

وَلَكِنْ تُعَدُّ أَعْمَالُهُمْ، فَتُحْصَى

Tapi akan tetap dihitung amalan mereka, tapi dihitungnya bukan untuk dibandingkan dengan kejelekannya, dan akan dihitung satu persatu dan dikumpulkan semuanya.

فَيُوقَفُونَ عَلَيْهَا

Kemudian mereka dijadikan berhenti dan dihisab di atas amalan-amalan tadi.

وَيُقَرَّرُونَ بِهَا

Dan dijadikan mereka mengakui dengan semuanya itu dan mereka akan dibalas dengan sebab amalan tadi.

Kalau orang yang beriman maka memang mereka dihisab untuk ditimbang kebaikannya dan juga kejelekannya. Adapun mereka yaitu orang-orang kuffar maka mereka dihisab tapi bukan seperti orang-orang yang beriman, dihitung amalan-amalan dia dan dikumpulkan semuanya dan dijadikan mereka ikrar dengan amalan-amalan tadi dan kelak mereka akan di balas dengan sebab amalan-amalan tadi.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullah Roy
Di Kota Jember

Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy.

Leave a comment