Al Aqidah Al Wasithiyah · Halaqah Silsilah Ilmiyyah

HSI Silsilah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah – Halaqah 112 | Beriman Kepada Hari Akhir dengan Pembahasan Tentang Fitnah, Adzab, dan Nikmat Kubur (Bagian 1)

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وأصحابه ومن والاه

Halaqah yang ke seratus dua belas dari Silsilah ‘Ilmiyyah Pembahasan Kitab Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah yang ditulis oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah.

Masuk pada masalah beriman dengan hari akhir. Beliau mengatakan,

وَمِنَ الإِيمَانِ بِالْيَوْمِ الآخِرِ

Dan termasuk beriman dengan hari akhir, sekarang beliau berpindah kepada pembahasan yang baru diantara Rukun Iman setelah sebelumnya menyebutkan beriman kepada Allāh ﷻ kemudian beliau mengkonsentrasikan pada masalah beriman dengan nama dan juga sifat Allāh ﷻ, kemudian setelahnya berbicara tentang beriman dengan kitab, dan termasuk beriman dengan kitab adalah beriman dengan bahwasanya Al-Qur’an adalah Kalāmullāh kembali beliau mengaitkan ini dengan sifat diantara sifat-sifat Allāh ﷻ.

Kemudian beliau juga menyebutkan tentang masalah beriman dengan para rasul dan beriman dengan kitab, termasuk diantaranya adalah beriman bahwasanya orang-orang beriman akan melihat Allāh ﷻ di hari kiamat. Maka sepertinya di sini beliau memaksudkan golongan tertentu yang mereka terjerumus ke dalam penyimpangan di dalam masalah nama dan juga sifat Allāh ﷻ.

Mereka menyimpang dalam masalah ru’yatullāh di hari kiamat, tentang masalah kalām, tentang masalah berbagai sifat-sifat Allāh ﷻ ,mereka banyak menta’wilnya.

Jadi di sini beliau rahimahullāh setelah berbicara secara singkat tentang beriman kepada kitab dan beriman kepada rasul, berpindah beliau pada beriman dengan hari akhir. Di sana juga ada aliran-aliran yang mereka menyimpang tentang perkara aqidah atau tentang keyakinan yang berkaitan dengan hari akhir. Beliau mengatakan,

وَمِنَ الإِيمَانِ بِالْيَوْمِ الآخِرِ

Termasuk beriman dengan hari akhir, termasuk keimanan berarti tentang masalah beriman dengan hari akhir ini konsekuensinya banyak, diantaranya adalah,

الإيمَانُ بِكُلِّ مَا أَخْبَرَ بِهِ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم

Beriman dengan seluruh apa yang dikabarkan oleh Nabi ﷺ.

Nabi ﷺ diantara yang Beliau ﷺ bawa adalah berita / kabar. Selain Beliau ﷺ membawa perintah dan juga larangan serta tatacara ibadah, diantara yang Beliau ﷺ bawa adalah kabar dari Allāh ﷻ.

مِمَّا يَكُونُ بَعْدَ الْمَوْتِ

Diantara perkara-perkara yang terjadi setelah kematian, yang terjadi setelah seseorang mati, telah datang dengannya khobar-khobar dari Nabi ﷺ mulai dari fitnah kubur, azab kubur, bagaimana manusia dibangkitkan, sampai masuknya manusia ke dalam surga dan neraka, bahkan apa yang ada dalam surga dan apa yang ada di dalam neraka dikabarkan oleh Nabi ﷺ sebagiannya sebagaimana Allāh ﷻ telah wahyukan kepada Beliau ﷺ.

Maka termasuk iman kita kepada hari akhir dan bisa kita katakan termasuk beriman kepada rasul juga, beriman dengan apa yang Beliau ﷺ kabarkan dari perkara-perkara yang terjadi setelah kematian manusia, maka inilah yang dimaksud dengan beriman dengan hari akhir, yaitu beriman dengan segala sesuatu yang terjadi setelah kematian. Dan al-maut adalah makhluk diantara makhluk-makhluk Allāh ﷻ yang akan mendatangi masing-masing dari kita.

كُلُّ نَفۡسٖ ذَآئِقَةُ ٱلۡمَوۡتِۖ

Masing-masing jiwa akan merasakan (al-maut).

Seseorang mau atau tidak mau, dia akan merasakan al-maut. Sepanjang apapun umurnya, dia siap atau tidak siap, maka dia akan merasakan kematian.

قُلۡ إِنَّ ٱلۡمَوۡتَ ٱلَّذِي تَفِرُّونَ مِنۡهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمۡۖ
[Al-Jumu’ah:8]

Katakanlah sesungguhnya kematian yang kalian lari darinya (yang kalian tidak menginginkannya) maka sungguh dia akan menemui kalian.

Dan Nabi ﷺ menyuruh kita untuk memperbanyak mengingat kematian.

ﺃَﻛْﺜِﺮُﻭﺍ ﺫِﻛْﺮَ ﻫَﺎﺫِﻡِ ﺍﻟﻠَّﺬَّﺍﺕِ

Hendaklah kalian banyak mengingat.

Bukan hanya sekali dua kali, ada sebagian tidak ingat kematian kecuali setahun sekali, mungkin dua tahun sekali, yang dia pikirkan hanya dunianya saja. Hampir-hampir dia tidak mengingat bahwasanya dia akan meninggal dunia. Sementara Nabi ﷺ menyuruh kita untuk memperbanyak mengingat kematian. Sehingga ketika seseorang banyak mengingat kematian menjadikan dia semangat untuk beramal karena akan mati dan tidak tidak akan selamanya. Pekerjaan akan ditinggalkan, keluarga akan ditinggalkan, dan kita akan sendiri, dan menjadikan seseorang takut untuk berbuat dosa dan juga maksiat, takut apabila dia meninggal dunia datang kematian sementara dia dalam keadaan berbuat maksiat kepada Allāh ﷻ.

Beriman dengan hari akhir adalah beriman dengan seluruh / semuanya, bukan hanya sebagian saja. Kalau memang itu adalah shahih dari Nabi ﷺ baik itu masuk ke dalam akal kita atau tidak masuk, maka harus kita benarkan dan ini adalah termasuk bagian dari iman dengan hari akhir, jangan sampai di sana ada sesuatu yang kita dustakan. Mentang-mentang tidak sesuai dengan akal kita, mentang-mentang akal kita tidak bisa menerimanya, semuanya harus kita imani baik itu yang ada di dalam al-Qur’an maupun di dalam hadits, baik haditsnya adalah hadits yang mutawatir atau hadits yang ahad semuanya harus kita imani kalau memang itu adalah shahih dari Nabi ﷺ

وَمَآ ءَاتَىٰكُمُ ٱلرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَىٰكُمۡ عَنۡهُ فَٱنتَهُواْۚ
[Al-Hasyr:7]

Apa yang datang dari Rasul maka ambillah dan apa yang Beliau larang maka berhentilah.

فَيُؤْمِنُونَ بِفِتْنَةِ الْقَبْرِ

Maka mereka (Ahlussunnah Wal Jama’ah, karena sekarang beliau sedang berbicara tentang keyakinan / aqidahnya Ahlussunnah Wal Jama’ah) beriman dengan fitnah kubur.

Fitnah artinya adalah ujian. Ternyata di alam kubur juga ada ujian dan ini ujian yang lebih besar, lebih dahsyat daripada ujian-ujian yang ada di dunia. Yang dimaksud adalah ujian (pertanyaan) yang akan diajukan oleh dua orang malaikat yaitu al-munkar dan juga an-nakir kepada manusia yang meninggal dunia dan masuk ke dalam alam kubur, ini yang dimaksud dengan fitnatul qubr.

Maka mereka (Ahlussunnah Wal Jama’ah) beriman dengan fitnah kubur sebagaimana datang kabarnya dari Nabi ﷺ, meskipun mungkin secara akal tidak masuk bagi sebagian orang yaitu orang yang tidak memiliki akal sehat, tapi seorang yang beriman yang meyakini bahwasanya Allāh ﷻ Maha Mampu untuk melakukan segala sesuatu maka biasa dia mendengar sesuatu yang luar biasa.

Apa yang sulit bagi Allāh ﷻ untuk menjadikan setiap orang yang masuk ke dalam alam kubur ditanya oleh dua orang malaikat, dikembalikan ruh ke jasadnya didudukkan kemudian menjadi hancur lebur Apa yang menjadikan sebagian orang tidak mau menerima dan tidak beriman dengan fitnah kubur. Ahlussunnah beriman dengan fitnah kubur sebagaimana telah datang hadis-hadits dari Nabi ﷺ

إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ – أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ

Apabila salah seorang diantara kalian dikuburkan maka akan datang kepadanya dua malaikat yang hitam lagi biru, ada yang menjelaskan hitam lagi biru maksudnya adalah matanya biru dan tubuhnya yang lain adalah berwarna hitam menunjukkan tentang begitu mengerikan dan menyeramkan dua malaikat yang datang tersebut, yang menjadikan takut orang yang melihatnya apalagi dia pertama kali melihat dalam keadaan sendiri, ditempat yang gelap datang dua makhluk yang dzahirnya demikian menakutkan, yang salah satu di antara keduanya dinamakan dengan munkar dan yang lain dinamakan dengan nakīr.

Kemudian bertanya tentang tiga pertanyaan, ditanya tentang siapa Rabb mu dan ditanya tentang siapa nabimu dan ditanya tentang apa agamamu. Ini adalah tiga pertanyaan yang kelak akan di tanyakan di alam kubur, pertanyaannya bukan 50 soal atau 100 soal tapi dia adalah tiga pertanyaan saja tapi ini adalah pertanyaan yang persiapannya adalah kehidupan kita ini seluruhnya, pertanyaan yang tidak hanya sekedar dihafal tapi dia perlu praktek dan juga pelaksanaan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Siapa Rabb mu yang engkau sembah, yang engkau bergantung kepada-Nya di dunia yang engkau serahkan ibadah ini hanya kepada-Nya.

Siapa, siapa nabimu, yang engkau mengikuti dia yang engkau yakini sunnahnya yang engkau hidupkan sunnahnya engkau laksanakan sunnahnya yang engkau ikuti baik dalam aqidah akhlak dan ibadahmu siapa dia, dan apa agamamu yang engkau beribadah kepada Allāh ﷻ dengan agama tadi, beribadah kepada Allāh ﷻ dengan syariat tadi. Ini pertanyaan yang ringkas namun persiapan untuk bisa menjawab pertanyaan ini adalah kehidupan kita ini semuanya.

Tentunya orang yang di dalam hidupnya dia benar-benar menyembah hanya kepada Allāh ﷻ, syirik benar-benar dia jauhi yang kecil maupun yang besar berusaha untuk menjauhi kesyirikan, ketika dia ditanya karena dia selama hidupnya praktekkan tauhid ini maka dengan izin Allāh ﷻ, Allāh ﷻ akan memudahkan dia untuk menjawab pertanyaan dengan baik.

Allāh ﷻ akan menguatkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang tsabit ucapan yang kokoh yaitu ucapan lā ilāha illallāh dan juga di akhirat diantaranya adalah di alam kubur, orang yang memahami lā ilāha illallāh dan dia konsekuen dengan kalimat lā ilāha illallāh maka tentunya dia akan mudah bi idznillāh untuk mengatakan Robbiy Allāh ﷻ.

Bayangkan dengan orang yang kafir yang selama dia di dunia dia serahkan sebagian besar ibadahnya kepada selain Allāh ﷻ, bergantung kepadanya bernadzar untuknya menyembelih, untuknya berdoa kepadanya, apa yang akan dia katakan?

Siapa Rabb mu, dia tidak akan bisa menjawab dengan baik. Demikian pula orang munafik meskipun dia mengatakan lā ilāha illallāh tapi praktek dia dalam kehidupan sehari-hari bukan lā ilāha illallāh. Dzahirnya bersama orang Islam tapi batinnya bersama orang-orang musyrikin, maka orang yang demikian tidak akan bisa menipu Allāh ﷻ dia tidak akan bisa mengatakan Robbiyallāh, dia akan mengatakan ha.. ha.. sulit untuk mengatakan Robbiyallāh.

Demikian pula orang yang selama di dunia dia mengikuti sunnah hati-hati jangan sampai dia beribadah tidak sesuai dengan sunnah Nabi ﷺ benci dengan kebid’ahan menjauhi kebid’ahan benar-benar menjadikan Nabi Muhammad ﷺ sebagai teladan sebagai contoh sebagai uswah yang hasanah dalam seluruh kehidupan dia, bertanya ini sesuai dengan sunnah tidak yang seperti ini boleh tidak, dia tidak ingin sembarangan dalam melakukan ibadah maka orang yang demikian bi idznillāh ketika ditanya siapa Rasul-mu? Allāh ﷻ akan memberikan kemudahan baginya untuk mengatakan Nabiku adalah Nabi Muhammad ﷺ, aku mengikutinya aku tidak mengikuti yang lain aku yakini bahwa Beliau ﷺ adalah rasul yang telah diutus untuk kami, untuk kami ikuti. Adapun orang yang di dunia tidak mengikuti rasul dzahir maupun batin atau katanya dia bersyahadat dengan wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullāh tapi dia tidak mengikuti Rasulullāh ﷺ dan tidak meyakini Beliau ﷺ adalah maka ini tidak akan bisa menjawab pertanyaan.

Orang yang melaksanakan agama Islam dengan sebaik-baiknya (dan ajaran yang paling penting di dalam agama Islam adalah tahuid), menjalankan agama Islam dengan baik, tidak mengada-ngada di dalam agama maka orang yang demikian diharapkan dengan mudah dia menjawab pertanyaan ketika ditanya Apa agamamu? Dia mengatakan agamaku adalah Islam, inilah yang aku peluk inilah yang aku percaya, yang aku yakini itu adalah dari Allāh ﷻ, innaddina indallāhil Islam sesungguhnya agama di sisi Allāh ﷻ adalah Islam.

Berbeda dengan orang yang Islamnya hanya Islam KTP saja tapi kalau dilihat amalan dia dalam kehidupan sehari-hari maka jauh dari ajaran Islam.
Sehingga di sini kita tahu bahwasanya kehidupan kita ini adalah sebenarnya persiapan untuk menghadapi pertanyaan tadi, kalau kita bi idznillāh bisa menjawab tiga pertanyaan tadi semoga yang selanjutnya adalah kemudahan, dengan sungguh-sungguh kita mempersiapkan tiga pertanyaan ini, pertanyaannya sedikit bukan 10 soal bukan 50 soal tapi 3 soal dan ini pun dibocorkan oleh Allāh ﷻ.

Allāh ﷻ tidak tutupi ini pertanyaan dan jawabannya ini kamu bisa menjawab pertanyaan ini dengan baik kalau demikian dan demikian, rahmat dari Allāh ﷻ, Allāh ﷻ membocorkan pertanyaan sekaligus jawabannya tapi untuk bisa menjawab pertanyaan dengan baik kita harus benar-benar dalam kehidupan kita ini.
Di dalam hadits yang lain Beliau ﷺ ketika selesai menguburkan seorang sahabat mengatakan kepada para sahabat Beliau ﷺ yang hadir saat itu,

اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ وَاسْأَلُوا لَهُ التَّثْبِيتَ ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ

Hendaklah kalian memohonkan ampun untuk saudara kalian dan mintalah untuknya ketetapan (karena keadaan benar-benar sangat menakutkan sendirian datang 2 makhluk yang mengerikan dan baru pertama kali melihatnya bertanya lagi) karena sesungguhnya dia sekarang sedang ditanya.

Berarti ini menunjukkan adanya fitnah kubur sehingga tidak boleh kita mengingkari. Ahlussunnah Wal Jama’ah meyakini adanya fitnah kubur. Di sana ada khawarij yang mereka mengingkari disana ada mu’tazilah yang mereka juga mengingkari karena mereka didalam beragama menggunakan akal mereka, mengedepankan akal mereka diatas dalil sehingga akhirnya demikian, mengingkari hadits yang Mutawatir.

Itulah yang bisa kita sampaikan pada halaqah kali ini, semoga bermanfaat, dan sampai bertemu kembali pada halaqah selanjutnya.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Abdullah Roy
Di Kota Jember

Materi audio ini disampaikan di dalam grup WA Halaqah Silsilah Ilmiyyah (HSI) Abdullah Roy.

Leave a comment